Pernah kebayang mendaki gunung? kalau pertanyaannya itu saya jawab "Iya" , tapi itu hanya bayangan saya saja, jujur sejak di SMA ingin sekali ikut di ekstra kurikuler pecinta alam, alasannya sih ingin ikut untuk bisa mencintai alam dan pastinya ingin ikut juga dalam pendakian gunung disetiap acara kegiatan yang dilakukan.
Jujur saja sampai kuliahpun saya tidak sempat untuk ikut acara pendakian bersama rekan-rekan di kampus karena beberapa hal. Hingga pada suatu hari ... dramatis yah ? hehe... Hingga pada suatu hari ketika saya membangunkan seseorang untuk bangun dari tidurnya, dia malah bilang gini " jam berapa yank? ke Papandayan yuk? serasa mimpi pagi-pagi ada yang ngajakin ke Gunung Papandayan haha. Itu semua terjadi karena kebaikan Tuhan .. Iah kebaikan Tuhan karena telah mempertemuka saya dengan seseorang yang akhirnya dengan ridhonya pula kami bisa menikah hehe, intinya sih baru awal nikah dan dia ngajakin naik gunung bareng, alhamdulillah akhirnya terlaksana juga ingin mendaki gunung, meskipun pemula tapi bismillah aja hehe...
ok ok terlalu panjang kalo harus membahas dari awal sampai bisa diajakin mendaki gunung ,tapi yang pasti udah halal dong yah buat satu tenda bareng hehe
yang akan saya bagi disini adalah bagaimana penglama saya mendaki untuk pertama kalinya, semoga saja bisa mendaki gunung-gunung yang lainnya... Amin. Untuk mempersiapkan semuanya agar bisa mendaki gunung dengan aman dan yaman bagi pemula, iah bagi pemula, karena saya juga adalah pendaki pemula, kalo suami saya sih sudah beberapa kali mendaki gunung.
Pertama : Siapkan dulu perlengkapan untuk mendaki gunung
Sebelumnya sih saya sudah membeli peralatan untuk menungjang pada saat saya mendaki gunung, mulai dari Tas carrier, martas, slepping bag, sampai kompor dan peralatan masak untuk camping nanti, setidaknya harus mempersiapkan untuk memasak agar nanti bisa makan dan bisa punya tenaga. Makana yang dibawa adalah makanan yang akan menunjang untuk kita nanti, mulai dari mie instan , beras, telur, sareden , makanan ringan,roti garam, bumbu untuk masak, yang mudah saja yah seperti garam, kaldu, gula putih dan juga minyak goreng, jangan lupa juga bawa cokelat bubuk, susu, dan juga kopi +madu. Bawa baju seperlunya dan juga alat sholat yah bagi yang muslim, jangan lupa bawa masker soalnya kan kita akan melewati kawah Gunung Papandayan. Bawa senter untuk penerangan nanti, bawa peluit jaga-jaga jiga terjadi sesuatu dan juga bawa kotak P3K.
Kedua : Persiapkan isi dompet anda
Iah dong yah, masa mau mendaki tapi dompetnya gak ada isinya hehe.. persiapkan uang secukupnya untuk pendakian, karena ketika kita ingin mendaki ke Gunung Papandayang kita harus siap untuk membayar biaya transportasi dari tempat tinggal kita hingga sampai di Gunung Papandayan, iah dong yah kan ke Garut jauh hehe. ketika kita mau mendaki ke Gunung Papandayan, di pintu masuk kita juga harus membayar karcis, jadi isi dompet harus tetap ada
Ketiga : Cek kondisi kendaraan anda
Kalau ke Papandayannya menggunakan kendaraan umum sih gak usah hawatir, nah kalau menggunakan kendaraan pribadi kita haru mengecek kendaraan kita, sudak siap untuk perjalanan jauh atau tidak, dan cek juga bensinnya penuh atau tidak, kan gak lucu kalau kehabisan bensin di jalan.
Keempat : Siapkan kondisi badan anda
Ialah kalau misalkan kondisi badannya sedang sehat kan gak lucu semua perlengkapan udah siap dan gara-gara gak sehat malah gagal berangkat.
Kelima : Siapkan peta
Pas saya mau ke gunung Papandayan saya cuma tau rute dari tempat tinggal saya hingga ke Garut kotanya aja hehe, maklum suami udah lama gak ke gunung Papandayan lagi, alhasil saya mengeluarkan jurus ampuh yaitu membuka aplikasi google map, yap betul membantu sekali, dan kalian harus menyiapkan kuota lebih, takut-takut kuotanya tinggal dikit hehe
Keenam : Setelah semua urutannya sudah beres, mari berangkat kita pergi ke Garut untuk mendaki gunung Papandayan.
Bereskan hihi.. iah sih semua persiapannya beres, tapi perjuangan untuk mendaki baru di mulai. pada saat ingin masuk ke kawasan wisata Gunung Papandayan kalian akan berhenti di pintu masuk karena disana ada petugas yang bertugas untuk menjual tiket, nah tiketnya itu ada beberapa pilihan, ada yang hanya untuk berkunjung saja tanpa menginap ( kemping) di tegal alur, iah jadi tegal alur itu adalah tempat untuk berkemah, nanti dijelaskan yah apa itu tegal alur di pembahasan selanjutnya. Setelah membayar biaya tiket kita akan di mintai keterangan dan mengisi formulir pendaki TWA gunung Papandaya, kalau saya sih mengisi, soalnya saya dan suami akan menginap di tegal alur selama satu hari, jadi untuk kenyamanan dan keamanan kita harus mengisi formulir disana, setelah selesai mengisi kita diperbolehkan untuk pergi. dari pos pertama yaitu tempat tiket hingga sampai ke parkiran gunung Papandayan kita akan disuguhkan dengan deretan pohon-pohon dan bukit-bukit yang indah, pasti kalian akan terkesima oleh keindahannya.
Sesampainya di parkiran kita akan bertemu dengan petugas parkir yang berjada dan disana juga kita mengisi formulir untuk menitipkan kendaraan bermotor kita+ helm nya juga yah hehe, disana kita bayar lagi, harganya sesuai dengan apa yang kita mau lakukan, kalau semisal tidak menginap maka biaya parkirnya tidak mahal. ya kalo nginep biaya parkirnya berbeda, ia kan kita nginep jadi kendaraan kita dijagain sama petugasnya, untung kan, jadi aman, dan kita tidak was-was.
Pendakian Ke Kawah Papandayan
Pendakian dimulai dengan berjalan kaki dari pintu masuk jalur pendakian, tapi pas kemarin saya ke Gunung Papandayang itu sekitar pertengahan bulan Juli 2016 dan pada saat itu sudah ada dua jalur pendakian, yaitu jalur lama dan lajur baru, kebetulan pada saat itu cuaca sedang tidak bersahabat karena hujan turun dan kondisi jalur baru tidak mungkin di lalui dan kami di haruskan mendaki melalui jalur lama. ok gak papa, toh saya pikir sama aja hehe. langkah demi langkah kami mulai mendaki, dan kalian akan disuguhi dengan pemandangan pohon-pohon yang berjejer dan juga tebing-tebing gunung yang indah, awalnya saya berjalan dengan tempo yang agak cepat, tapi suami saya bilang, "jangan berjalan terlalau cepat, santai saja, perjalanan kita masih jauh, jadi harus menghemat energi, dan saya pun menuruti perkataan suami saya, yailah diakan punya pengalaman soal mendaki. Jalur yang saya lalui adalah jalur lama yang dimana kita berjalan melewati kawah, iah sih berjalan di sampingnya masa iah mau berjalan di tengahnya hehe. Saat mendaki untuk bisa sampai di kawah kita harus berhati-hati, karena jalurny terjal dan berbatu, jadi diharuskan sangat berhati-hati, dan harus memakai masker, karena bau asap belerang yang menyengat akan membuat kita pusing kalau kita mengghirupnya terlalau banyak, jadi siap siaga sama yang namanya masker ok. Pada saat sampai di kawah Gunung Papandayan, saya bertemu dengan para penjaga , iah karena sekarang pengelola Gunung Papandayan menempatkan petugas keamanan disetiap titik penting. Kita akan terus dipantau oleh petugas keamanan hingga kita tiba di posko berikutnya.
Melewati Gober Hut
Setelah saya melewati kawah Papandayan, saya bertemu dengan petugas keamanan lagi, dan mereka bertanya kami akan menginap atau tidak, dan kami bilang "kita mau nginep pak", petugas itu bilang silahkan pakai jalur ke Gober Hut karena jalur yang satunya lagi terjadi longsor, jadi demi keamanan kita harus memutar ke Gober Hut, yup saya dan suami berjalan menuju Gober Hut, saya kira Gober Hut itu apa hehe,maklum kan baru pertama kali, sebelum sampai di Gober Hut saya melewati seperti hutan dengan banyak pepohonan dan jalan yang menurun, tapi pemandangannya sangat indah sekali, kita akan melewati sungai kecil yang airnya jernih dan menyegargan, dari sana kita akan naik ke jalur utama dan akan bertemu dengan satu warung, disana kita bisa istirahat, kebetulan saya waktu itu juga beristirahat disana sambil membeli makanan dan minuman yang hangat, setelah selesai beristirahat kita bisa melanjutkan perjalanan menuju Gober Hut, sesampainya di Gober Hut disana ada Mushola dan beberapa warung dan juga Pos Keamanan juga , kami langsung saja menuju ke jalur setapak yang mengarah ke Pondok Saladah, karena sudah lewat jam 18.00 dan hari sudah mulai gelap, saya lupa berapa lama saya berjalan dari Gober Hut ke Pondok Saladah, tapi tidak terlalu lama, tapi jalurnya lumayan, kalu berjalan di kondisi yang gelap. setelah beberapa menit kami berjalan akhirnya kami sampai di Pnndok Saladah.
Selamat Datang Di Pondok Saladah
Akhirnya kami sampai di Pondok Saladah dengan kondisi basah kuyup karena waktu itu perjalan dari sebelum Gober Hut sampai Pondok Salada diguyur hujan, tapi setelah melihat Pondok Saladah hati saya menjadi plong, setidaknya saya melihat deretan tenda sudah berjejer disana, dan ada warung juga WC umum hehe, itu sih yang penting . Di Pondok Saladah juga ada Pos Keamanan, tepatnya di tengah-tengah Pondok Saladah, dan itu membuat kita merasa aman karena ada penjagaan.
Setelah sampai di Pondok Saladah kami langsung mendirikan tenda, akhirnya setelah beberapa menit tenda kami beres dan kamipun masuk ke tenda, di dalam kami membereskan barang-barang, dan mulai memasak, karena kami sudah kelaparan hehe.. Meskipun ada warung, tapi kami memilih untuk memasak sendiri, dan tips yah untuk pasangang yang baru menikah, hati-hati ketahuan kalo kita belum jago masak hehe, belajar dong yah hehe.. setelah menunggu beberapa menit akhitnya masakan kami matang, kami memasak nasi, sarden , dan telur rebus, dan rasanya sangat nikmat, mungkin karena kondisi dan juga kjeadaan perut yang sangat lapar, setelah selesai makan kami berbincang-bincang sambil minum teh hangat dicampur tolak angin+madu, itu rasanya enak banget, soalnya cuacanya sangat dingin. kami berbincang-bincang sampai larut malam, dan ketika kami sudah sangat mengantuk kami pun tidur, tidak lupa kami memakai sleeping bag, kaos kaki dan juga sarung tangan+penutup kepala, soalnya semakin malam maka suhu akan semakin dingin, jadi diharapkan untuk memakai semua yang disebutkan tadi agar tidak hipotermia... Dan akhirnya sayapun tidur sambil dijaga oleh suami, katanya takut saya kenapa-kenapa, soalnya baru pertama kali tidur di suhu yang dingin. Terimakasih suami hehe,...
Pagi harinya suami saya bangun lebih awal, iah dia bangun jam 4 pagi dan langsung nawarin saya cokelat panas, itu soo sweet banget hehe, tapi saya pergi dulu ke kamar madi untuk cuci muka. sesampainya di tenda saya dan suami berbincang-bincang kembali sambil membicarakan rencana pagi harinya. Cuaca pada saat itu sangat cerah , langit malam itu ditaburi banyak bintang-bintang, hingga pagi tiba kami berbincang dan masak mie instan hehe...
Setelah pagi tiba, kami membereskan tenda dan perbekalan kami, karena kami akan pulang, tapi melewati Hutan Mati. Pasa saat itu banyak pendaki yang baru datang,bahkan ada yang sampai di Pondok Saladah pada jam 00.00 malam.
Menuju Hutan Mati
Setelah selesai membereskan semua perbekalan dan tenda, kami pergi menuju hutan mati, sebelum sampai di hutan mati kami melewati hamparan tanaman edelweis, tapi kata suami saya tanaman disini lebih sedikit dibandingkan yang ada di tegal alun. Setelah berjalan beberapa menit , kami sampai di hutan mati. Pertama kali saya melihat hutan mati, saya sunggung sangat terkesima dengan hutan mati, tempatnya sangat indah dengan deretan pepohonan yang mati dan pasir yang putih, kami menyempatkan untuk berpoto di hutan mati, dan melihat pemandangan dari atas hutan mati ke kawah Gunung Papandayan, dan itu sanagat indah.
Apa Tegal Alun Itu
Setelah kami melewati Hutan Mati, kami memilih untuk langsung pulang saja, karena kondisi kami tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke Tegal Alun, tapi menurut yang saya tau Tegal Alun adalah tempat dimana terhampar tanaman edelweis, tapi katanya disana dilarang untuk berkemah karena disana sering lewat hewan buas dan juga untuk menghindari merusak tanaman edelweis.
Dimana Puncak Gunung Papandayan itu ?
Yang saya tau ,puncak Gunung Papandayan adalah puncak dinding tebing yang berada di samping Kawah Papandayan yang sudah dapat terlihat sejak anda memulai pendakian dari camp pertama. Dari sana kalian dapat melihat dari kejauhan betapa luasnya Tegal Alun, Pondok Saladah di balik bukit, dan Kawah Papandayan tepat di bawah tebing.
Setelah melewati hutan mati, kami pulang melewati jalur yang berbeda, karena untuk menghemat jarak tempuh, dan sesampainya di kawah Papandayan, kami berhenti sejenak untuk melihat lagi kawah dari dekat, akhirnya kami pun berjalan pulang menuju pos awal. Sesampainya di bawah kami beristirahat di tempatyang sudah sediakan oleh pengelola. Setelah beristirahat beberapa menit kami memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sekian pengalaman yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat bagi kalian yang membacanya ..
Terimakasih.
Sampai jumpa di liburan berikutnya.
Bereskan hihi.. iah sih semua persiapannya beres, tapi perjuangan untuk mendaki baru di mulai. pada saat ingin masuk ke kawasan wisata Gunung Papandayan kalian akan berhenti di pintu masuk karena disana ada petugas yang bertugas untuk menjual tiket, nah tiketnya itu ada beberapa pilihan, ada yang hanya untuk berkunjung saja tanpa menginap ( kemping) di tegal alur, iah jadi tegal alur itu adalah tempat untuk berkemah, nanti dijelaskan yah apa itu tegal alur di pembahasan selanjutnya. Setelah membayar biaya tiket kita akan di mintai keterangan dan mengisi formulir pendaki TWA gunung Papandaya, kalau saya sih mengisi, soalnya saya dan suami akan menginap di tegal alur selama satu hari, jadi untuk kenyamanan dan keamanan kita harus mengisi formulir disana, setelah selesai mengisi kita diperbolehkan untuk pergi. dari pos pertama yaitu tempat tiket hingga sampai ke parkiran gunung Papandayan kita akan disuguhkan dengan deretan pohon-pohon dan bukit-bukit yang indah, pasti kalian akan terkesima oleh keindahannya.
Sesampainya di parkiran kita akan bertemu dengan petugas parkir yang berjada dan disana juga kita mengisi formulir untuk menitipkan kendaraan bermotor kita+ helm nya juga yah hehe, disana kita bayar lagi, harganya sesuai dengan apa yang kita mau lakukan, kalau semisal tidak menginap maka biaya parkirnya tidak mahal. ya kalo nginep biaya parkirnya berbeda, ia kan kita nginep jadi kendaraan kita dijagain sama petugasnya, untung kan, jadi aman, dan kita tidak was-was.
Pendakian Ke Kawah Papandayan
Pendakian dimulai dengan berjalan kaki dari pintu masuk jalur pendakian, tapi pas kemarin saya ke Gunung Papandayang itu sekitar pertengahan bulan Juli 2016 dan pada saat itu sudah ada dua jalur pendakian, yaitu jalur lama dan lajur baru, kebetulan pada saat itu cuaca sedang tidak bersahabat karena hujan turun dan kondisi jalur baru tidak mungkin di lalui dan kami di haruskan mendaki melalui jalur lama. ok gak papa, toh saya pikir sama aja hehe. langkah demi langkah kami mulai mendaki, dan kalian akan disuguhi dengan pemandangan pohon-pohon yang berjejer dan juga tebing-tebing gunung yang indah, awalnya saya berjalan dengan tempo yang agak cepat, tapi suami saya bilang, "jangan berjalan terlalau cepat, santai saja, perjalanan kita masih jauh, jadi harus menghemat energi, dan saya pun menuruti perkataan suami saya, yailah diakan punya pengalaman soal mendaki. Jalur yang saya lalui adalah jalur lama yang dimana kita berjalan melewati kawah, iah sih berjalan di sampingnya masa iah mau berjalan di tengahnya hehe. Saat mendaki untuk bisa sampai di kawah kita harus berhati-hati, karena jalurny terjal dan berbatu, jadi diharuskan sangat berhati-hati, dan harus memakai masker, karena bau asap belerang yang menyengat akan membuat kita pusing kalau kita mengghirupnya terlalau banyak, jadi siap siaga sama yang namanya masker ok. Pada saat sampai di kawah Gunung Papandayan, saya bertemu dengan para penjaga , iah karena sekarang pengelola Gunung Papandayan menempatkan petugas keamanan disetiap titik penting. Kita akan terus dipantau oleh petugas keamanan hingga kita tiba di posko berikutnya.
Melewati Gober Hut
Setelah saya melewati kawah Papandayan, saya bertemu dengan petugas keamanan lagi, dan mereka bertanya kami akan menginap atau tidak, dan kami bilang "kita mau nginep pak", petugas itu bilang silahkan pakai jalur ke Gober Hut karena jalur yang satunya lagi terjadi longsor, jadi demi keamanan kita harus memutar ke Gober Hut, yup saya dan suami berjalan menuju Gober Hut, saya kira Gober Hut itu apa hehe,maklum kan baru pertama kali, sebelum sampai di Gober Hut saya melewati seperti hutan dengan banyak pepohonan dan jalan yang menurun, tapi pemandangannya sangat indah sekali, kita akan melewati sungai kecil yang airnya jernih dan menyegargan, dari sana kita akan naik ke jalur utama dan akan bertemu dengan satu warung, disana kita bisa istirahat, kebetulan saya waktu itu juga beristirahat disana sambil membeli makanan dan minuman yang hangat, setelah selesai beristirahat kita bisa melanjutkan perjalanan menuju Gober Hut, sesampainya di Gober Hut disana ada Mushola dan beberapa warung dan juga Pos Keamanan juga , kami langsung saja menuju ke jalur setapak yang mengarah ke Pondok Saladah, karena sudah lewat jam 18.00 dan hari sudah mulai gelap, saya lupa berapa lama saya berjalan dari Gober Hut ke Pondok Saladah, tapi tidak terlalu lama, tapi jalurnya lumayan, kalu berjalan di kondisi yang gelap. setelah beberapa menit kami berjalan akhirnya kami sampai di Pnndok Saladah.
Selamat Datang Di Pondok Saladah
Akhirnya kami sampai di Pondok Saladah dengan kondisi basah kuyup karena waktu itu perjalan dari sebelum Gober Hut sampai Pondok Salada diguyur hujan, tapi setelah melihat Pondok Saladah hati saya menjadi plong, setidaknya saya melihat deretan tenda sudah berjejer disana, dan ada warung juga WC umum hehe, itu sih yang penting . Di Pondok Saladah juga ada Pos Keamanan, tepatnya di tengah-tengah Pondok Saladah, dan itu membuat kita merasa aman karena ada penjagaan.
Setelah sampai di Pondok Saladah kami langsung mendirikan tenda, akhirnya setelah beberapa menit tenda kami beres dan kamipun masuk ke tenda, di dalam kami membereskan barang-barang, dan mulai memasak, karena kami sudah kelaparan hehe.. Meskipun ada warung, tapi kami memilih untuk memasak sendiri, dan tips yah untuk pasangang yang baru menikah, hati-hati ketahuan kalo kita belum jago masak hehe, belajar dong yah hehe.. setelah menunggu beberapa menit akhitnya masakan kami matang, kami memasak nasi, sarden , dan telur rebus, dan rasanya sangat nikmat, mungkin karena kondisi dan juga kjeadaan perut yang sangat lapar, setelah selesai makan kami berbincang-bincang sambil minum teh hangat dicampur tolak angin+madu, itu rasanya enak banget, soalnya cuacanya sangat dingin. kami berbincang-bincang sampai larut malam, dan ketika kami sudah sangat mengantuk kami pun tidur, tidak lupa kami memakai sleeping bag, kaos kaki dan juga sarung tangan+penutup kepala, soalnya semakin malam maka suhu akan semakin dingin, jadi diharapkan untuk memakai semua yang disebutkan tadi agar tidak hipotermia... Dan akhirnya sayapun tidur sambil dijaga oleh suami, katanya takut saya kenapa-kenapa, soalnya baru pertama kali tidur di suhu yang dingin. Terimakasih suami hehe,...
Pagi harinya suami saya bangun lebih awal, iah dia bangun jam 4 pagi dan langsung nawarin saya cokelat panas, itu soo sweet banget hehe, tapi saya pergi dulu ke kamar madi untuk cuci muka. sesampainya di tenda saya dan suami berbincang-bincang kembali sambil membicarakan rencana pagi harinya. Cuaca pada saat itu sangat cerah , langit malam itu ditaburi banyak bintang-bintang, hingga pagi tiba kami berbincang dan masak mie instan hehe...
Setelah pagi tiba, kami membereskan tenda dan perbekalan kami, karena kami akan pulang, tapi melewati Hutan Mati. Pasa saat itu banyak pendaki yang baru datang,bahkan ada yang sampai di Pondok Saladah pada jam 00.00 malam.
Menuju Hutan Mati
Setelah selesai membereskan semua perbekalan dan tenda, kami pergi menuju hutan mati, sebelum sampai di hutan mati kami melewati hamparan tanaman edelweis, tapi kata suami saya tanaman disini lebih sedikit dibandingkan yang ada di tegal alun. Setelah berjalan beberapa menit , kami sampai di hutan mati. Pertama kali saya melihat hutan mati, saya sunggung sangat terkesima dengan hutan mati, tempatnya sangat indah dengan deretan pepohonan yang mati dan pasir yang putih, kami menyempatkan untuk berpoto di hutan mati, dan melihat pemandangan dari atas hutan mati ke kawah Gunung Papandayan, dan itu sanagat indah.
Apa Tegal Alun Itu
Setelah kami melewati Hutan Mati, kami memilih untuk langsung pulang saja, karena kondisi kami tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke Tegal Alun, tapi menurut yang saya tau Tegal Alun adalah tempat dimana terhampar tanaman edelweis, tapi katanya disana dilarang untuk berkemah karena disana sering lewat hewan buas dan juga untuk menghindari merusak tanaman edelweis.
Dimana Puncak Gunung Papandayan itu ?
Yang saya tau ,puncak Gunung Papandayan adalah puncak dinding tebing yang berada di samping Kawah Papandayan yang sudah dapat terlihat sejak anda memulai pendakian dari camp pertama. Dari sana kalian dapat melihat dari kejauhan betapa luasnya Tegal Alun, Pondok Saladah di balik bukit, dan Kawah Papandayan tepat di bawah tebing.
Setelah melewati hutan mati, kami pulang melewati jalur yang berbeda, karena untuk menghemat jarak tempuh, dan sesampainya di kawah Papandayan, kami berhenti sejenak untuk melihat lagi kawah dari dekat, akhirnya kami pun berjalan pulang menuju pos awal. Sesampainya di bawah kami beristirahat di tempatyang sudah sediakan oleh pengelola. Setelah beristirahat beberapa menit kami memutuskan untuk pulang ke rumah.
Sekian pengalaman yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat bagi kalian yang membacanya ..
Terimakasih.
Sampai jumpa di liburan berikutnya.
Comments
Post a Comment